Rabu, 29 Desember 2010

Surat Untuk Firman

Dari tulisannya E.S Ito di
http://itonesia.com/surat-untuk-firman/

Surat Untuk Firman
Posted on December 28, 2010 under Uncategorized

Kawan, kita sebaya. Hanya bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?
Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.
Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada.
Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata “bisa” belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.
Firman Utina, kapten tim nasional sepak bola Indonesia, bermain bola lah dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa, kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang.
Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak
yang tidak mengerti urusan orang dewasa. Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut lawan. Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan. Gonzales dan Irvan, bersikaplah layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.
Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang
pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan
Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!

Sabtu, 18 Desember 2010

Common issue on pipes installation

Masalah2 yang sering dihadapi saat melakukan pemasangan pipa di atas kapal (new building) sangat bervariasi, tetapi secara garis besar bisa digolongkan sebagai berikut :

1. Kotoran masuk di dalam pipa. Kotoran ini bisa berupa potongan welding rod, rust, welding glove, pecahan grinda, bungkus rokok dll. Hal ini sangat mengganggu, terutama ketika kapal dalam stage commissioning. Saya pernah mengalami kerusakan pompa yang diakibatkan sarung tangan masuk ke dalam pipa. Penyebab utama dari masalah ini adalah poor workmanship. Ketika melakukan pemasangan pipa kita harus menutup ujung pipa yang terbuka. Ujung spool pipa yang terbuka akan berpotensi untuk masuknya benda-benda asing ke dalam sistem perpipaan tersebut.

2. Pipa kecil yang dirunning/diroute dibawah pipa besar. Hal ini menyebabkan tidak adanya akses maintenance untuk pipa tersebut.

3. Misalignment di koneksi terakir ke equipment. Tindakan pencegahannya, untuk last spool pipes yang dipasang ke equipment maka musti dilakukan field weld. Misalignment yang dipaksakan akan mengakibatkan rusaknya nozzle pada equipment.

Rabu, 15 Desember 2010

Install Pipa di Shipyard

Dah jamak kalo di industri shipyard quality adalah yang kedua setelah cost, karena itu mungkin masalah quality bisa dianggap dibawah offshore fabricator (pendapat ini diobservasi di Tj Uncang Batam lho, mungkin lain ceritanya kalo di tempat lain).

Setelah beberapa waktu mengamati langkah2 memasang pipa di galangan2 kecil bisa dikatakan sebagai berikut :
1. Pipe Fitter mencari titik start untuk memulai pemasangan pipa, biasanya adalah lokasi penetrasi di bulkhead atau deckhead.
2. Pasang spool pipa pertama yang sesuai dengan titik acuan tadi, pasang temporary support terlebih dahulu.
3. Lanjutkan pemasangan spool pipa dari spool yang pertama tadi, pada saat flange joint biasanya hanya akan menggunakan 2 atau 3 bolt di tiap flangenya. Bolt ini belum diikat hanya untuk menyambung antara spool2 tadi.
4. Pasang semua spool pipa sesuai dengan urutan yang menyambung dari spool2 yang dipasang diatas sampe titik akhir, titik akhir bisa berupa penetrasi atau equipment.
5. Check ulang apakah ada pipes clashing ato tidak, jika ada lakukan modifikasi pipa.
6. Install permanent pipes support, remove pipes support yang temporary.
7. Ikat bolt dengan cross pattern (standard pengikatan bolt), jangan lupa untuk menggunakan gasket yang sesuai.

Senin, 13 Desember 2010

Piping Engineer in Shipbuilding

This is my own opinion, you can agreed with me or not is up to us. : )

In shipbuilding industry a piping engineer distinguished become two branch.

1. Piping Design Engineer
Working under engineering department, main roles is to design pipe lines and make sure that other department get needed info to perform their job. The output will be isometric drawing, material take off, technical query, technical solution, classification society compliance issue.

2. Piping Construction Engineer
Working under construction department, main roles is to achieve targeted dateline and productivity, make sure that all the pipe work carried out is compliance to technical spec, class rules, issued drawing, Provide feed back to engineering department. The output will be work progress, field technical solution, material outstanding, manpower loading, pipes fabrication schedule.

Unlike on more established company, in small shipyard like us, one piping engineer will done almost all the scope of work from fabrication to pre-commissioning work.